
Manisan Berbasis Labneh: Cheesecake Arab dengan Kurma Sukkari
Labneh, produk susu fermentasi khas Timur Tengah, telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi kuliner Arab. Biasanya disajikan sebagai olesan gurih dalam menu sarapan atau meze, labneh juga memiliki potensi luar biasa dalam kreasi manisan. Salah satu inovasi yang semakin digemari adalah manisan berbasis labneh yang diolah menjadi cheesecake khas Arab, dipadukan dengan kelezatan alami kurma Sukkari. Hidangan ini tidak hanya menggugah selera tetapi juga memadukan cita rasa klasik dan teknik modern dalam satu sajian yang lembut, manis, dan penuh kehangatan budaya.
Cheesecake labneh merupakan adaptasi dari cheesecake Barat, namun dengan pendekatan bahan lokal dan metode yang lebih alami. Labneh menggantikan krim keju sebagai bahan dasar, menghasilkan tekstur yang lebih ringan namun tetap creamy. Proses fermentasi pada labneh memberikan sedikit rasa asam yang menyeimbangkan manisnya topping kurma. Ini menciptakan harmoni rasa yang unik dan khas, tidak terlalu berat namun tetap memuaskan.
Kurma Sukkari dipilih sebagai pelengkap utama karena cita rasanya yang sangat manis, teksturnya lembut, dan aromanya yang harum. Jenis kurma ini dikenal luas di kawasan Teluk dan sering dianggap sebagai kurma meja karena kualitasnya yang tinggi. Ketika diolah menjadi topping cheesecake, kurma Sukkari tidak hanya memberikan rasa manis alami tetapi juga memperkaya tampilan visual dengan warna keemasan yang menggoda. Dalam resep tradisional, kurma bisa diolah menjadi saus kental atau hanya diiris tipis dan diletakkan di atas cheesecake sebagai sentuhan akhir.
Pembuatan manisan ini cukup sederhana dan dapat dilakukan di dapur rumah tanpa peralatan khusus. Labneh yang telah ditiriskan hingga kental dicampur dengan madu, sedikit air mawar, dan ekstrak vanila untuk memperkuat aroma Timur Tengah. Campuran ini login rajazeus kemudian dituangkan ke dalam dasar biskuit yang telah dipadatkan menggunakan mentega cair. Setelah didinginkan, cheesecake dibiarkan mengeras dalam lemari es selama beberapa jam hingga teksturnya stabil. Topping kurma bisa disiapkan dengan memanaskan potongan Sukkari bersama sedikit air dan perasan lemon hingga membentuk saus kental, lalu dituangkan di atas cheesecake yang telah dingin.
Selain cita rasa yang memikat, cheesecake labneh dengan kurma Sukkari juga menawarkan manfaat gizi. Labneh mengandung probiotik alami yang baik untuk pencernaan, sementara kurma mengandung serat, antioksidan, dan gula alami yang memberikan energi tanpa tambahan pemanis buatan. Kombinasi ini menjadikan hidangan ini tidak hanya lezat tetapi juga relatif sehat dibandingkan manisan modern lainnya.
Cheesecake Arab berbasis labneh ini merupakan contoh sempurna bagaimana bahan-bahan lokal dapat diolah menjadi sajian kreatif yang tetap menghormati akar tradisinya. Hidangan ini cocok disajikan dalam acara keluarga, buka puasa, ataupun sebagai suguhan spesial dalam perayaan hari besar. Dengan semakin banyaknya minat terhadap makanan fusi dan kuliner sehat, manisan ini berpotensi menjadi tren baru dalam dunia dessert, baik di Timur Tengah maupun secara global.
BACA JUGA: Makanan Lebaran Khas Jawa: Ini 5 Rekomendasi Terlezat!

Makanan Lebaran Khas Jawa: Ini 5 Rekomendasi Terlezat!
Lebaran adalah momen yang paling dinanti-nanti oleh umat muslim di seluruh dunia. Saat itulah mereka bisa berkumpul bersama keluarga dan sahabat, saling memaafkan, serta menikmati hidangan lezat yang khas di hari raya ini. Salah satu makanan yang menjadi favorit selama Lebaran adalah makanan khas Jawa.
Makanan Lebaran Khas Jawa memiliki cita rasa yang khas dan menggugah selera. Terlebih, makanan Lebaran khas Jawa biasanya juga dilengkapi dengan rempah yang akan menambah cita rasa.
Rekomendasi Makanan Lebaran Khas Jawa
Berikut adalah sejumlah kuliner khas Jawa yang cocok disajikan saat joker123 merayakan Lebaran bersama orang terkasih:
1. Kupat Tahu
Kupat tahu atau tahu guling adalah masakan khas Jawa Tengah yang diisi dengan ketupat, tauge, kubis, tempe, dan tahu. Kuahnya pun memiliki ciri khas asam, manis, pedas. Ada juga variasi kuah yang menambahkan bubuk kacang.
2. Ayam Lodho
Ayam Lodho merupakan masakan khas daerah Tulungagung. Hidangan ini hadir dengan cita rasa khas yaitu pedas, gurih dan memiliki aroma smokey.
Ayam yang digunakan biasanya ayam kampung. Ayam kemudian dipanggang di atas bara api hingga setengah matang. Lalu, dimasak hingga meresap menggunakan bumbu khas dan santan dengan api kecil. Hasilnya, aroma bakarnya pun sangat harum.
3. Terik Tahu Tempe Telur
Terik adalah masakan tradisional Jawa Tengah. Nama terik mengacu pada bumbu yang digunakan. Biasanya, yang kerap dimakan adalah resep terik tahu tempe khas Solo.
Masakan ini memiliki kuah yang kental dan rasa yang sedikit manis asin karena kuahnya menggunakan kuah santan kental. Biasanya, hidangan satu ini dilengkapi dengan aneka lauk, mulai dari tahu, tempe, ayam, daging atau telur.
4. Jenang Krasikan
Sajian khas Purworejo ini berbeda dengan jenang pada umumnya. Dalam bahasa Jawa, Jenang berarti bubur. Namun, jenang yang satu ini tidak berbentuk seperti bubur, melainkan memiliki tekstur yang sedikit lebih lembut.
Terbuat dari beras ketan yang disangrai, gula aren, santan, dan sedikit garam, menjadikan jenang memiliki rasa gurih dan rasanya mirip dengan dodol yang tidak alot.
Selain itu, saat dimakan teksturnya terasa garing karena tepung ketan yang disangrai sengaja diayak kasar, sesuai dengan namanya, yakni ‘Krasikan’.
5. Tengkleng Gajah
Tengkleng sebenarnya adalah masakan khas Solo yang terbuat dari daging kambing yang dimasak berkuah seperti sup. Namun, ada juga tengkleng khas Jogja yang memiliki sajian lebih kental dan legit.
Ketika mendengar tengkleng gajah, mungkin yang terbesit di pikiran adalah tengkleng dengan olahan daging gajah. Namun, sebenarnya bukanlah seperti itu.
Tengkleng Jogja berbahan olah daging kambing seperti pada tengkleng khas Solo. Namun, yang membedakan adalah ukurannya yang cukup besar sehingga dianalogikan bak hewan berbelalai itu.
Baca Juga : Petualangan Kuliner Turki: Menyelami Keajaiban Rasa dari Warung Tradisional hingga Restoran Bintang Michelin

Petualangan Kuliner Turki: Menyelami Keajaiban Rasa dari Warung Tradisional hingga Restoran Bintang Michelin
Turki, bersama dengan posisi geografisnya yang unik sebagai jembatan antara Asia dan Eropa, menawarkan pengalaman kuliner yang tak tertandingi. Masakan Turki, yang diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda, adalah perpaduan prima antara normalitas Ottoman, dampak Mediterania, dan inovasi modern. Artikel ini akan mempunyai Anda di dalam perjalanan gastronomi lewat restoran-restoran terbaik Turki, hidangan ikonik, serta budaya makan yang khas.
1. Warisan Kuliner Turki: Sejarah dalam Setiap Gigitan
Masakan Turki berkembang spaceman pragmatic selama berabad-abad di bawah pengaruh:
-
Kekaisaran Ottoman yang memperkenalkan teknik memasak istana
-
Jalur Sutra yang membawa rempah-rempah eksotis
-
Budaya nomaden Turkik dengan hidangan praktis seperti kebab
2. Jenis-Jenis Restoran di Turki
a. Lokanta (Restoran Tradisional)
-
Menyajikan hidangan rumah sehari-hari
-
Contoh: Hacı Baba Lokantası (berdiri sejak 1923)
-
Harus dicoba: Kuru Fasulye (kacang putih dengan daging)
b. Kebapçı (Restoran Kebab)
-
Pusat keahlian memasak daging
-
Rekomendasi: Kebapçı İskender di Bursa
-
Signature dish: İskender Kebap
c. Meyhane (Restoran Minuman Keras)
-
Pengalaman makan dengan rakı (minuman khas)
-
Hidangan pendamping: berbagai meze (hidangan pembuka)
d. Balık Restoran (Restoran Seafood)
-
Terbaik di sepanjang Selat Bosphorus
-
Spesialisasi: Levrek (ikan sea bass panggang)
3. 10 Restoran Terbaik di Turki (2024)
-
Mikla (Istanbul) – ⭐ Michelin
-
Fusion masakan Turki-Skandinavia
-
Signature dish: Lamb confit
-
-
Neolokal (Istanbul) – ⭐ Michelin
-
Fokus pada bahan lokal yang berkelanjutan
-
-
Çiya Sofrası (Istanbul)
-
Menghidangkan resep Anatolia yang hampir punah
-
-
Nusr-Et Steakhouse
-
Rumahnya “Salt Bae” dan steak emas
-
-
Antiochia Concept (Istanbul)
-
Spesialis masakan Hatay
-
4. Hidangan Wajib Dicoba di Turki
Nama Hidangan | Deskripsi | Tempat Terbaik Menikmati |
---|---|---|
Döner Kebab | Daging panggang vertikal | Street food seluruh Turki |
Lahmacun | “Pizza Turki” tipis | Halil Lahmacun (Istanbul) |
Baklava | Pastri manis berlapis | Karaköy Güllüoğlu |
Manti | Ravioli khas Turki | Mantıcı Şakir (Ankara) |
5. Pengalaman Makan Unik di Turki
-
Sarapan Sultan di Van Kahvaltı Evi
-
Makan Malam di Atap dengan pemandangan Bosphorus
-
Tur Makan Jalanan di distrik Kadıköy
6. Budaya Makan di Turki
-
Jam makan malam yang larut (biasanya setelah jam 8 malam)
-
Tradisi meze sebelum hidangan utama
-
Teh dan kopi sebagai penutup wajib
7. Tren Kuliner Terkini di Turki
-
Masakan fusion Turki-Jepang
-
Restoran vegetarian modern
-
Gerakan slow food yang berkembang
8. Tips Wisata Kuliner di Turki
-
Hindari restoran dengan menu dalam 10 bahasa
-
Ikuti kerumunan lokal – itu tanda makanan enak
-
Cobalah street food di pagi hari saat paling segar
-
Belajar frasa Turki dasar: “Afiyet olsun!” (Selamat makan)
Kesimpulan
BACA JUGA: Kuliner Indonesia yang Hampir Punah: Warisan Rasa yang Perlu Dilestarikan
Kuliner Turki adalah perjalanan rasa yang tak pernah berakhir. Dari aroma rempah-rempah di Grand Bazaar hingga kelezatan hidangan laut di tepi Bosphorus, setiap makanan menceritakan kisah tentang sejarah dan budaya negara ini. Dengan lebih dari 100 jenis kebab dan ribuan variasi hidangan manis, Turki benar-benar surga bagi pecinta makanan.

Kuliner Indonesia yang Hampir Punah: Warisan Rasa yang Perlu Dilestarikan
Indonesia dikenal sebagai surga kuliner dengan ribuan resep tradisional yang kaya akan rempah-rempah dan teknik memasak khas daerah. Namun, di balik kekayaan tersebut, ada sejumlah kuliner tradisional yang nyaris hilang ditelan zaman. Perubahan gaya hidup, modernisasi, dan kurangnya regenerasi pelaku usaha kuliner membuat beberapa makanan khas semakin sulit ditemukan.
Salah satu contoh adalah Kapurung dari Sulawesi Selatan, makanan berbahan dasar sagu yang dimasak menjadi bubur kental dengan tambahan sayur dan ikan. Meskipun masih ada di beberapa daerah, minat generasi muda untuk mengolah dan mengonsumsi Kapurung mulai menurun. Banyak yang menganggap makanan ini kuno dan kurang praktis.
Lain halnya dengan Jadah Tempe khas Sleman, Yogyakarta, yang mulai kalah pamor dibandingkan makanan kekinian. Padahal, perpaduan ketan dan tempe bacem ini menyimpan rasa autentik dan nilai historis yang tinggi. Jika tidak dipromosikan dengan baik, bukan tak mungkin jadah tempe hanya tinggal cerita dari generasi sebelumnya.
Contoh lainnya adalah Brekecek Pathak Jahan dari Cilacap, yang dibuat dari kepala ikan Jahan dimasak dengan bumbu rempah pedas. Cita rasa kuat dari makanan ini mulai terpinggirkan karena keterbatasan bahan baku dan kurangnya promosi. Generasi muda banyak yang belum pernah mendengar bahkan mencicipi kuliner khas ini.
Tak hanya itu, ada juga Sayur Babanci dari Betawi, makanan langka yang kini hanya dibuat saat acara adat tertentu. Padahal, sayur ini memiliki rasa rajazeus link alternatif unik karena memadukan santan dengan lebih dari 20 jenis rempah dan tidak mengandung daging sapi, meski disebut “sayur”. Kini hanya segelintir keluarga Betawi asli yang masih melestarikannya.
Agar kuliner-kuliner ini tidak punah, diperlukan peran aktif dari masyarakat, pelaku kuliner, dan pemerintah. Promosi lewat media sosial, festival makanan tradisional, hingga program edukasi kuliner lokal bisa menjadi solusi agar warisan rasa Indonesia tetap hidup dan dikenal lintas generasi. Jangan sampai kekayaan kuliner kita hanya tinggal kenangan.
Baca Juga: Kopi O Kaw: Minuman Pahit Pengusir Lelah